Dalam perjuangan kita dilahirkan. Didalam gerak tangis kita mulai membuka mata. Didalam bedungan ibu kita menggerakkan badan melepaskan ikatan bedung. Lepas dari asuhan ibu, kita merangkak, kita angsur tegak dan kita jatuh, lalu kita tegak lagi dan jatuh lagi. Kemudian tegak terus untuk pergi berjuang ke medan permainan, lalu ke medan hidup, lalu ke perjuangan dalam batin kita sendiri, menegakkan yang baik dan melawan yang buruk. Selama hidup kita kerjakan demikian, menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa. Berapa pun yang dapat kita kerjakan, harus kita syukuri. Setiap hari atau masa kita hitunglah laba dan rugi. Sampai kelak datang panggilan. Panggilan yang tidak dapat ditakkhirkan walau satu saat dan tidak pula ditaqdimkan walau satu saat. Panggilan yang tak dapat dielakkan oleh setiap yang bernyawa.
Maka terbukalah pintu kubur. Maknanya pindahlah kita dari hidup fana kepada hidup baqa, dari hidup dunia kepada hidup akhirat. Demikianlah kita menempuh hidup; lahir berjuang dan akhirnya mati.
Betapa juapun kita harus percaya, bahawa kebaikan juga yang menang. Sebab asal-usul kejahatan kita bukan jahat, hanya baik semata. Kalau kejahatan pernah menang, hanyalah lantaran dorongan nafsu. Bila nafsu telah reda, kebaikan jualah yang kita junjung. Sebab itu hendaklah kita percaya penuh dengan Iman dan baik sangka dengan Tuhan. Itulah Falsafah Hidup.
Prof Dr. Hamka. Falsafah Hidup
No comments:
Post a Comment